Senin, 13 Desember 2010

Hayono Isman, Ketua Umum KPS Nusantara 2010-2014

Saatnya Sistem Digitalisasi Penilaian Pencak Silat Diterapkan
Msyawarah Besar (Mubes)  IV Keluarga Pencak Silat (KPS) Nusantara tahun 2010 dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda Olahraga Andi Malarangeng (27/3) 2010. Acara yang digelar selama dua hari dari tanggal 27-28 Maret 2010, kembali berhasil  memilih H  Hayono Isman sebagai Ketua Umum KPS Nusantara, untuk priode 2010 – 2014.

Terpilihnya, anggota DPR  dari fraksi Partai Demokrat sebagai Ketua Umum KPS Nusantara untuk ke dua kalinya ini, tak lepas dari peran besar Hayono Isman dalam membesarkan  perguruan pencak silat  ini hingga eksis seperti sekarang. 

Mubes yang diselenggrakan  di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indah (TMII), dihadiri oleh para peserta dari berbagai daerah, di Tanah Air. Seperti  Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimatn Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Tenggara Barat, Batam, Palembang, Irian, serta utusan dari beberapa negara, seperti Thailand, Belanda dan  Jerman.
Ketua Panitia KPSN Awang Suwanda, mengatakan Mubes ke IV KPSN  kali ini akan memunculkan pembaharuan. Khususnya  dalam pembinaan atlet pencak silat yang lebih komprehensif, mengingat seni bela diri pencak silat adalah bersumber dari Tanah Air. Namun, beberapa tahun ini, diakui Awang pencak silat mengalami keterpurukan. "Kemarin di Laos kita hanya mampu meraih dua emas, dan juara keempat, vietnam yang pelatihnya dari Indonesia meraih juara umum. Untuk itu, selain Mubes kita akan mengadakan sarasehan yang temanya menuju  pertandingan pencak silat  profesional dengan sistem  digitalisasi penilaian. Dan ini penting agar negara-negara lain dapat mengakses kita juga," tutur Awang.

Sebagaimana di ketahui KPS Nusantara adalah salah satu perguruan pencak silat yang punya  historis panjang  yang ikut dalam mengembangkan dan mengharumkan oleh raga pencak silat bersama perguruan lain di tingkat dunia. Termsuk KPS juga  merupakan perintis pencak silat pertandingan dan  perumusan jurus tunggal dan regu yang kini menjadi nomor resmi pertandingan Pencak Silat baik di tingkat  nasional maupun Internasional. 

KPS Nusantara secara terprogram merintis melaksanakan dan mengembangkan Pencak Silat dari berbagai aspek, terutama  dalam melakukan kerja sama dengan berbagai pihak di nusantara termasuk dengan negara luar  untuk memberikan sumbangan kepada Pencak Silat Indonesia khususnya IPSI.

Ketua Umum  KPS Nusantara,  Hayono Isman mengatakan  prestasi Pencak Silat  kita secara umum memang mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil Sea Games 2009, dimana Indonesia menempati perolehan medali yang jauh dari sebelumnya di Sea Games 2007 yang mampu menjadi juara umum . Inilah  inilah yang  menjadi fokus pemikiran dan tanggung jawab saya kedepan memimpin  KPS Nusantara. Termasuk kita juga akan melakukan Introspeksi demi mengembalikan kejayaan pencak silat sebagai warisan budaya yang selama ini punya peran besar mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional,” kata Hayono Isman.

Mubes KPS Nusantara IV Tahun 2010  ini, disamping memilih kembali Hayono Isman sebgaia Ketua Umum KPS Nusantara periode 2010 – 2014, juga dalam rangka menyempurnakan AD / ART yang disesuaikan dengan Undang-undang No.3 tahun 2005, Tentang Sistem Keolahragaan Nasional beserta PP. No. 16, 17 dan 18, serta menyusun Program untuk menjawab setiap permasalahan Pencak Silat.  Mubes kali ini juga mempunyai nilai strategis bagi Keluarga Pencak Silat Nusntara dan IPSI. Karena tahun 2011 nanti Indonesia menajdi tuan rumah Sea Games, oleh karena itu IPSI berusaha untuk mensukseskan penyelenggaraan sekaligus sukses prestasi. Dua hal yang menjadi barometer kesuksesan Sea Games 2011, yang harus menjadi Komitmen bersama dan oleh karena itu KPS Nusantara siap bekerja besama IPSI mensukseskannya.
Dalam kesempatan itu pula Hayono  berharap agar IPSI dapat terus melakukan pembinan terhadap anggotanya termsuk KPS Nusantara dengan berpartisipasi dalam setiap kegiatan.

Bersamaan dengan Mubes ini juga dilaksanakan Sarasehan Nasional pada tanggal 28 Maret 2010. Dengan Thema “Merintis diwujudkannnya Pertandingan Pencak Silat Profesional dan System digitalisasi penilaian Pertandingan Pencak, dengan menghadirkan tiga orang nara sumber, Haryo Yuniarto, SH, Fritz. E. Simanjuntak dan Dewan Guru KPS Nusantara O’ong Maryono serta Menpora Andi Malarangeng. 

Dikatakan Hayono, pertandingan Profesional Pencak Silat,masih butuh waktu yang lama untuk mewujudkannya,seperti halnya Perandingan Tinju ataupun Sumo di Jepang. “ Pertandingan Profesional Pencak Silat masih perlu di kaji bersama-sama dengan perguruan lain, apalagi kalau melihat gedung Padepokan Pencak Silat yang besar di Taman Mini Ini belum tampak rohnya”tegasnya.

Sementara Itu Ketua Umum Persekutuan Pencak Silat Dunia (PERSILAT), yang juga pembina KPS Nusantara H. Edi M. Nalapraya yang ditemui POTRET INDONESIA, mengatakan digitalisasi dalam penilaian pertandingan Pencak Silat sudah saatnya dilaksanakan” Memang harus melakukan ide-ide baru dari perguruan , kenapa ? karena perguruan itu boleh dibilang roh-nya Pencak Silat. Nah usul itu dibahas besama dan diusulkan ke PB IPSI sebagai masukan untuk menjadi kebutuhan Nasional  Sudah saatnya kita beranjak menggunakan tehnologi dan menyesuaikan kemajuan jaman jangan tradisional lagi,"ungkapnya.

Sementara, Menpora berharap, Pencak Silat mampu mengembalikan kejayaannya kembali, mengingat pencak silat berasal dari Indonesia. "Menyedihkan, kalau pencak silat kita malah kalah dari negara-negara tetangga.Kalau olahraga lain mungkin kita masih memaklumi,  ujarnya. Menpora juga menyampaikan dukungannya kegiatan digitalisasi yang dilakukan Pencak Silat Nusantara, dan mengharapkan kedepan  pencak silat bukan hanya sebagai profesi tetapi juga bisa menjadi sumber mata pencaharian.

Mengenai KPS Nusntara,  edi nalapraya mengatakan saat ini KPS Nusantara memang merupakan perguruan yang didalamnya di isi oleh para Intelektual muda dan kini terus meningkatkan dan mengembangkan perguruan baik didalam maupun di luar negeri. “ Saya pikir KPS Nusantara harus menjadi penyuluh , perbanyak cabang-cabangnya di daerah  seluruh nusantara apalagi namanya KPS Nusantara. Persiapkan wasit dan juri dalam satu latihan, digodok, diberi ilmu pada tahap awal sehingga  pelatih dapat menurunkan ilmu kepada muridnya dan  sang murid mengerti mengenai peratuan pertandingan,”Pesannya.
Hal senada juga dikatakan O’ong Maryono, salah seorang dewan guru KPSN yang kini melanglang buana ke berbagai negara menyebarkan pencak silat seni bela dri asli Indonesia.  Menurutnya,  masalah digitalisasi sistem penilaian terkendala masalah sumber daya manusia (SDM).  Karenanya menjelang Sea Games 2011 kita sedang melakukan kegiatan penataran para wasit dan juri yang memang saat ini jumlahnya terbatas.
(a.syukur)

0 komentar:

Posting Komentar